Berusaha direkrut sekaligus membantu merekrut merupakan hal yang sedang gw alami beberapa bulan terakhir. Selalu saja melibatkan beberapa keputusan, dari sisi interviewee, “Apakah akan dateng interview?”, kalau lolos “Apakah akan menerima tawaran organisasi yang dilamar”, dari sisi interviewer “Apakah akan ngundang seseorang untuk di interview?”, setelah interview “Apakah akan merekrut orang ini?”, dan setelah merekrut pun masih ada pertanyaan “Apakah orang ini memang orang yang cocok untuk organisasi ini?”, “Bagaimana kinerja dia selama masa probation? memuaskankah? kalaupun tidak diatas standard apakah sudah memenuhi standard minimal?”, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berdasarkan asumsi dan asimetri informasi dari kedua sisi.
Jadi, kali ini kami gagal mencari orang yang tepat lagi. Ya, mencari orang yang tepat memang sulit, sangat sangat sulit. Bahkan ketika anda yakin ketika interview beberapa kali bahwa ini adalah orang yang tepat keyakinan anda itu justru akan luntur seiring berjalan waktu. Kadang justru dengan keyakinan minimalis terhadap seseorang akan meningkat perlahan seiring berjalan waktu. Meskipun keputusan akhir apakah kita akan merekrut seseorang untuk menjadi calon asisten atau gak ada ditangan ketua / sekretaris lab, tapi semuanya punya kesadaran penuh untuk ikut menyeleksi dan memutuskan siapa yang akan diloloskan ke tahap berikutnya, bukankah mereka akan menjadi anggota tim dan penerus asisten yang ada?
Semalem gw mampir kerumah Om Gibbs, seperti biasa pintu depan gak dikunci toh di navy base.
“So……?”, tanya om Gibbs setelah ambil coke dari kulkas sambil jalan ke arah gw.
Gw masih diem. Om Gibbs cuma menatap gw
“I failed training the probie”
“I know, you were lowering your standard, weren’t you?”
“Yeah. I’m…. It won’t happened again”, jawab gw, untung gak keterusan bilang I’m sorry 🙂
“I’m sure it won’t”.
“I just…. I just try to be more human”.
“I was thinking that we should treat every probie differently, and I was… I was trying really really hard to make her ready to run the labs, I mean on worst case scenario she should be the one who have to run the old lab”
“Hmmfff……”
“You know Gibbs…. I was afraid if I make a wrong decision by not preparing her, but it turned out that the way I take is the wrong one”
“So…..”, tambah Om Gibbs setelah gw terdiam beberapa lama
“So, it won’t happened again, never. Once a standard always a standard. Never ever hesitate to train a probie hard”
“Yup, GIGO Anyway, however hard you try it’s still not and won’t be a diamond”
dan Om Gibbs menyalakan TV.